advertisement

advertisement

Translate

Thursday, July 9, 2015

Sejarah Singkat Sumedang

Sobat ohternyata,, Pada mulanya Kabupaten Sumedang adalah sebuah kerajaan di bawah kekuasaan Raja Galuh. Didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih atas perintah Prabu Suryadewata sebelum Keraton Galuh dipindahkan ke Pakuan Pajajaran, Bogor. Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Yang pertama yaitu kerajaan Tembong Agung (Tembong artinya terlihat dan Agung artinya luhur) dipimpin oleh Prabu Guru Aji Putih pada abad ke 12. Kemudian pada masa zaman Prabu Tajimalela, diganti menjadi Himbar Buana, yang berarti menerangi alam, dan kemudian diganti kembali menjadi Sumedang Larang (Sumedang berasal dari Insun Medal/Insun Medangan yang berarti aku dilahirkan, dan larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingannya.


Sobat ohternyata,, Sumedang Larang mengalami masa kejayaan pada waktu dipimpin oleh Pangeran Angka Wijaya atau Prabu Geusan Ulun sekitar tahun 1578, dan dikenal luas hingga pelosok Jawa Barat, dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah selatan sampai dengan samudera hindia, wilayah utara sampai laut jawa, wilayah barat sampai dengan Cisadane dan wilayah timur sampai dengan Kali Cipamali.

jalan cadaspangeran
Cadaspangeran ikon Sumedang
Kerajaan Sumedang Larang kemudian menjadi vazal Kesultanan Cirebon, dan selanjutnya berada di bawah kendali Kesultanan Mataram, di masa Sultan Agung. Pada masa Mataram inilah teknik persawahan diperkenalkan di tanah pasundan dan menjadi awal istilah "Gudang Beras" untuk daerah antara Indramayu hingga Karawang/Bekasi. Sobat ohternyata,, Dalam Strategi penyerangan Sultan Agung ke Batavia, wilayang Sumedang dijadikan wilayah penyedia logistik pangan. Selain itu, aksara Hanacaraka juga diperkenalkan di wilayah Pasundan pada masa ini, dan oleh orang sunda disebut dengan cacarakan. 

Pusat Kota Sumedang juga dirancang pada masa ini, mengikuti pola dasar kota-kota mataram lainnya. Sebelum Bandung dibangun pada abad ke-19, Sumedang adalah salah satu pusat budaya Pasundan yang penting. Pangeran Aria Soeriaatmadja (Bupati Sumedang tahun 1882-1919), juga dikenal dengan julukan "Pangeran Mekkah", karena wafat di Mekkah. Sumedang mempunyai ciri khas sebagai kota kuno khas pulau jawa, yaitu terdapat alun-alun sebagai pusat yang dikelilingi Mesjid Agung, rumah penjara dan Kantor Pemerintahan. Ditengah alun - alun terdapat bangunan yang bernama lingga, tugu peringatan yang dibangun pada tahun 1922. Dibuat oleh Pangeran Siching dari Negeri Belanda dan dipersembahkan kepada Pangeran Aria Soeriaatmadja atas Jasa-jasanya dalam mengembangkan Kabupaten Sumedang. Lingga diresmikan pada tanggal 22 Juli 1922 oleh Gubernur Jenderal Mr. Dr. Dirk Fock. Sampai saat ini lingga dijadikan lambang daerah Kabupaten Sumedang dan setiap tanggal 22 April diperingati sebagai hari jadi Sumedang.

insun medal
Lingga Sumedang
Sobat ohternyata,, Berdasarkan bukti-bukti sejarah baik yang tertulis maupun dari babad/cerita rakyat, maka penetapan Hari jadi Sumedang ditetapkan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

Serangan laskar gabungan banten, pakungwati, demak dan angke pada abad 16 ke Pajajaran, merupakan peristiwa yang membuat kerajaan Pajajaran runtang (runtuh). Berakhirnya kerajaan pajajaran pada waktu itu tidak menyeret Sumedang Larang di bawah kepemimpinan Pangeran Santri ikut runtuh. Hal ini disebabkan sebagian rakyat Sumedang Larang pada masa itu sudah memeluk agama Islam. Justru, dengan berakhirnya masa kekuasaan Pajajaran, sumedang larang makin berkembang.

Penetapan Hari Jadi Sumedang erat kaitannya dengan peristiwa di atas, ada tiga sumber sejarah yang dijadikan pegangan dalam menentukan hari jadi sumedang :

Pertama : Kitab Waruga Jagad, yang disusun Mas Ngabehi Perana tahun. Meskipun tidak begitu lengkap isinya, namun sangat membantu dalam usaha mencari tanggal yang tepat untuk dijadikan pegangan/penentuan hari jadi sumedang. "Pajajaran merad, kang merad ing dina selasa ping 14 wulan syafar tahun Jim akhir".

Kedua : Buku Rucatan Sejarah yang disusun oleh Dr. R. Asikin Widjajakoesoemah yang menyatakan antara lain : "Pangeran Geusan Ulun Jumeneng Nalendra (harita teu kabawa kusasaha) di sumedang larang sabada burak Pajajaran". Artinya Pangeran Geusan Ulun menjadi raja yang berdaulat di Sumedang Larang setelah Kerajaan Pajajaran Berakhir.

Ketiga : Dibuat Prof. Dr. Husein Djajadiningrat berjudul : Cristice Beshoucing Van De Sejarah Banten. Disertasi ini antara lain menyebutkan serangan tentara Islam ke Ibu Kota Pajajaran terjadi pada tahun 1579, tepatnya ahad 1 muharam tahun alif.

Sobat ohternyata,, Mengacu kepada ketiga sumber sejarah tadi, maka dalam diskusi untuk menentukan hari jadi Sumedang yang dihadiri para sejarawan : Drs. Said Raksakusumah, Drs. Amir Sutaarga, Drs. Saleh Dana Sasmita, Drs. Atja dan Drs. A. Gurfani, berhasil menyimpulkan, bahwa 14 syafar tahun jim akhir itu jatuh pada tahun 1578 Masehi, bukan tahun 1579, tepatnya 22 April 1578. Atas dasar itu DPRD Daerah Tk. II Sumedang dalam keputusan nomor : 1/Kpts/DPRD/Smd/1973 Tanggal 8 Oktober 1973 menetapkan tanggal 22 April 1578 sebagai tanggal hari jadi Sumedang.

Credit for : Sumber

No comments:

Post a Comment